Inilah Peluang dan Prospek Bisnis Properti
Peluang dan prospek bisnis properti tampaknya menarik untuk dicermati. Terlebih dengan dimulainya pemerintah baru Jokowi-JK yang baru saja dilantik Oktober yang lalu. Pemerintahan Jokowi banyak diprediksi para analisis akan memberikan nuansa politik yang berbeda dengan pemimpin-pemimpin sebelumnya.
Selain itu trend perkembangan property pada beberapa tahun terakhir juga memperlihatkan trend yang meningkat meski dengan dinamika naik turun. Yang menarik lagi, tak sedikit pengamat bisnis yang menyatakan rasa pesimismenya terhadap perkembangan property pada tahun ini. Bahkan ada juga yang menyatakan bahwa tahun bukan tahun yang baik untuk usaha perumahan.
Prospek Bisnis Properti Menurut Analis
Beberapa pertimbangan kalangan yang pesimistis tersebut antara lain didasari sejumlah faktor, seperti tingginya disparitas yang terjadi saat ini yang akan menyebabkan pasar properti cukup labil dan sulit diperkirakan. Begitu juga dengan dicabutnya subsidi pemerintah terhadap bahan bakar minyak (BBM) yang akan menyebabkan harga BBM akan mengikuti mekanisme pasar dunia yang cukup dinamis.
Begitu juga dengan terus naiknya angka inflasi tentunya akan mendorong kenaikan harga bahan material maupun kegiatan pembangunan perumahan. Kondisi ini diperparah dengan pembatasan pemberian kredit yang dilakukan Bank Indonesia terhadap KPR untuk perumahan untuk kelas menengah. Kondisi-kondisi inilah yang diprediksi akan menghambt laju perkembangan bisnis property tahun. Benarkah demikian halnya?
Prospek Bisnis Properti Menuju Puncak
Meskipun banyak analisis dan pengamat yang pesimis, namun para pelaku bisnis dan kontraktor justru merasa optimis terhadap prospek bisnis properti. Bahkan banyak pengusaha properti yang yakin bahwa tahun akan menjadi puncak atau klimaks dari pertumbuhan bisnis sector ini yang telah terjadi pada beberapa tahun terakhir. Dan inilah beberapa yang menjadi pertimbangan mereka.
Pertama, pertumbuhan dan dinamika bisnis properti beberapa tahun terakhir ternyata cukup tinggi. Meskipun pada akhir tahun sempat terjadi penurunan penjualan properti namun secara umum penjualan perumahan selama tahun cukup bagus. Penurunan ini terutama saat terjadi proses pemilihan presiden sejak pertengahan.
Yang justru menarik, penjualan properti pada beberapa tahun terakhir selalu meningkat, dan tahun hingga diklaim sebagai kondisi yang sangat menguntungkan para pelaku bisnis properti ini. Karena pertimbangan itulah mereka memperkirakan prospek bisnis properti akan jauh lebih baik bahkan menuju tangga tertinggi.
Kedua, faktor lain yang akan menentukan kenaikan bisnis perumahan di tahaun adalah masih tingginya kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan dan memiliki rumah. Bahkan seperti dikutip dari data Real Estate Indonesia (REI), kebutuhan perumahan rakyat yang belum terpenuhi mencapai angka 15 juta unit.
Angka ini belum termasuk permintaan pertahunnya yang mencapai 300 ribu unit rumah. Padahal para pengembang maupun kontraktor hanya mampu menyediakan tak kurang dari 150 ribu unit rumah setiap tahunnya. Hal inilah yang mendasari optimism para pelaku usaha terhadap prospek bisnis properti yang akan mencapai puncaknya pada tahun ini.
